Jumat, 10 Februari 2017

Siapakah anak Daud yang dilahirkan oleh Abigail di Hebron ..?

" Saat Matahari Terbit Dari Ufuk Timur,
Memancarkan Cahaya Kehidupan dan Perubahan Bagi Alam Semesta "


" Terpujilah TUHAN, yang membela aku dalam perkara penghinaan Nabal terhadap aku dan yang mencegah hamba-Nya dari pada berbuat jahat. TUHAN telah membalikkan kejahatan Nabal ke atas kepalanya sendiri "


 Menjawab Tuduhan dan Dakwaan 
  "Kontradiksi" dalam Perjanjian Lama 
 Alkitab KRISTEN 

" Siapakah anak Daud yang dilahirkan oleh Abigail di Hebron ..? "

Oleh :  
Putra Dari Ufuk Timur

Dalam tulisan sebelumnya "Mematahkan Tuduhan dan Dakwaan bahwa ALKITAB KRISTEN ada Kontradiksi", "Celaka-lah dia yang menyesatkan umat manusia" terdapat 26 pertanyaan sebagai "Tuduhan" dan "Dakwaan" kepada KRISTEN bahwa Alkitab Kristen khususnya Perjanjian Lama (PL) terdapat "kontradiksi" dan/atau kesalahan maupun kekeliruan.
(http://putradariufuktimur.blogspot.co.id/2017/02/mematahkan-tuduhan-dan-dakwaan-bahwa.html)

Berikut ini adalah salah satu penjelasan sekaligus sebagai jawaban atas tuduhan dan dakwaan tersebut : 

1. Siapakah anak Daud yang kedua ?

a. Kileab (2 Samuel 3: 2-3)
b. Daniel (1 Tawarikh 3:1)

Jawaban :
Pertanyaan tersebut terkait 2 (dua) nama yang secara hurufiah berbeda, yaitu : Kileab dan Daniel, namun bukan berarti bahwa nama-nama tersebut ditujukan kepada 2 (dua) orang yang berbeda, ataukah salah penulisan dari kedua sumber yang berbeda, yakni 2 Samuel 3: 2-3 dan 1 Tawarikh 3:1, seperti yang tersaji dalam Alkitab Kristen.

Seperti telah dipaparkan dalam tulisan-tulisan sebelumnya (http://putradariufuktimur. blogspot.co.id/), bahwa Alkitab Kristen adalah kitab-kitab yang ditulis oleh para nabi Israel, rasul-rasul dan murid-murid Yesus Kristus yang diberikan ilham oleh Allah, dan Roh Kudus sebagai "Aktor dan Penanggungjawab Utama" dalam substansi dan penulisannya. Ini adalah prinsip dasar dalam mempelajari isi Alkitab Kristen sehingga dalam segala hal, Alkitab Kristen disebut sebagai suatu kitab kebenaran yang secara mutlak tidak memiliki kesalahan, kekeliruan ataupun penyimpangan dalam substansinya.

Kitab 2 Samuel merupakan lanjutan dari kitab 1 Samuel yang telah ditulis oleh nabi Samuel. Kitab 2 Samuel selanjutnya ditulis oleh nabi Natan dan Gad "sang pelihat itu" kira-kira pada akhir abad ke 10 SM (sebelum masehi) setelah pemerintahan raja Daud. Kitab 2 Samuel berisi kisah-kisah sejarah kehidupan raja Daud dan keluarganya, termasuk berbagai-bagai permasalahan yang dihadapi olehnya. 

Seluruh kehidupan Daud ditulis oleh nabi Samuel, Natan dan Gad sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, entah itu baik maupun hal-hal terburuk sekalipun, sehingga terlihat dengan jelas dalam informasi mengenai anak-anak laki-lakinya yang dilahirkan di Hebron. Kitab 2 Samuel 3: 2-3, tertulis : 

Di Hebron lahirlah bagi Daud anak-anak lelaki. Anak sulungnya ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anaknya yang kedua ialah Kileab, dari Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel; yang ketiga ialah Absalom, anak dari Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur;

Dalam ayat-ayat tersebut dipaparkan secara jelas bahwa anak Daud yang kedua adalah "Kileab" yang dilahirkan oleh mantan istri Nabal--orang Karmel. Nabi Samuel dan Natan sangat detail dalam memaparkan latar belakang keluarga Daud apa adanya tanpa ditutup-tutupi. Tentunya hal ini memiliki maksud sebagai "tanda pengenal" yang membedakan "Kileab" adalah nama anak Abigail istri Daud, dan bukan-lah anak dari orang lain yang memiliki nama sama, atau anak dari "Abigail" yang lain. 

Pada masa itu, Alkitab Kristen memberikan informasi bahwa terdapat 2 (dua) orang yang bernama Abigail, yaitu : Abigail istri Daud--mantan istri Nabal, orang Karmel, dan "Abigail" adik perempuan Daud dari Betlehem. Itu sebabnya, nabi Natan menulis "Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel" untuk memperjelas perbedaan tersebut. Secara rohani pun sangat jelas bahwa seluruh isi kitab-kitab didalam Alkitab Kristen haruslah merupakan kisah yang sebenar-benarnya dan bukan hasil "rekayasa" sesuai keinginan manusia. Pastinya memiliki pengertian dan makna yang cukup mendalam jika dikaji dengan obyektif dan logis.

Nama "Kileab" hanya ditemukan satu kali dalam Alkitab Kristen, baik pada kitab-kitab Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB). Nama "Kileab" berasal dari kata Ibrani, yaitu " Balk" dibaca "Kil 'awb" atau "Kil 'ab" atau Chileab yang berarti : "mirip atau sama dengan bapaknya". Namun jika nama "Kil 'awb" diteliti sebagai suatu frase kata yang terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu : kata pertama adalah "alk" dibaca kaw law' atau "kala" yang artinya "menahan, tertahan atau kutahan" ; dan kata kedua "ba" dibaca awb atau ab' yang artinya : "ayahnya, ayahmu atau bapa", maka frase kata "ba alk" dibaca kala ab' memiliki arti : "ayahnya kutahan".

Dengan demikian, nama "Kileab" sesuai 2 (dua) analisis, baik sebagai kata tunggal ataupun frase kata, memiliki 2 (dua) arti, yaitu : "mirip atau sama dengan bapaknya" dan juga "ayahnya kutahan". Ini menunjukkan bahwa nama "Kileab" atau "Chileab" adalah nama pemberian dari Abigail. Dan bisa saja Abigail memberikan nama kepada anaknya itu seperti nama leluhurnya "Kaleb - bin Yefune" yang mendirikan kota Hebron, sebab Abigail adalah keturunan Kaleb (1 Samuel 25 :3), sehingga dapat disimpulkan bahwa "Kileab" adalah nama yang diberikan oleh Abigail, untuk mengingatkan leluhurnya pendiri kota Hebron. Tetapi juga sebagai bukti dari perjuangan Abigail untuk menahan Daud supaya ia tidak membunuh Nabal-mantan suaminya yang jahat di Karmel. Berikut ini adalah perkataan Abigail untuk menahan Daud (1 Samuel 25 : 24-31):

"Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia : Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh. 

Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku! Oleh sebab itu, pemberian yang dibawa kepada tuanku oleh budakmu ini, biarlah diberikan kepada orang-orang yang mengikuti tuanku. 

Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu. 

Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban. 

Apabila TUHAN melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israelmaka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan apabila TUHAN berbuat baik kepada tuanku, ingatlah kepada hambamu ini."

Ilustrasi : Abigail, perempuan bijaksana yang memohon kepada Daud
Demikian perkataan yang diucapkan oleh Abigail untuk menahan Daud, sehingga Daud tidak mencari keadilan sendiri, tetapi TUHAN, Allah yang disembahnya akan menjadi pembela baginya. Daud pun menjawab semua perkataan Abigail (seperti tertulis dalam 1 Samuel 25 : 32-34), sebagai berikut :

"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu--jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-lakipun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."

Dalam kisah selanjutnya, besok pagi setelah Abigail bertemu dengan Daud, terhentilah jantung Nabal dan ia membatu, karena TUHAN memukul Nabal, sehingga ia mati. Ketika didengar oleh Daud, bahwa Nabal telah mati, berkatalah Daud : 

"Terpujilah TUHAN, yang membela aku dalam perkara penghinaan Nabal terhadap aku dan yang mencegah hamba-Nya dari pada berbuat jahat. TUHAN telah membalikkan kejahatan Nabal ke atas kepalanya sendiri.

Kemudian Daud menyuruh orang untuk berbicara dengan Abigail tentang mengambil dia menjadi isterinya. Kisah Daud dan Abigail tersebut menjadi dasar yang sangat kuat terhadap pemberian nama "Kileab" oleh Abigail kepada anak mereka. Dengan memberi nama "Kileab", maka akan teringat peristiwa "Abigail menahan ayahnya untuk mencari keadilan sendiri". 

Namun Daud berpendapat lain tentang peristiwa tersebut, ia bersyukur karena TUHAN, Allahnya yang telah mencegahnya untuk berbuat jahat, membela dirinya dari penghinaan Nabal, dan membalaskan kejahatannya, sehingga Daud menyebut TUHAN adalah Hakim Yang Adil. Inilah yang menjadi dasar bagi Daud untuk memberikan nama lain bagi anaknya "Kileab" dengan sebutan "Daniel". Dalam bahasa Ibrani, "Daniel" berasal dari kata "laynd" dibaca Daniye'l atau Dani'el yang berarti : "Allah adalah hakimku".

Dengan demikian, nama anak kedua dari Daud yang diperolehnya di Hebron adalah "Kileab" menurut nama yang diberikan oleh Abigail-istrinya, dan "Daniel" menurut nama yang diberikan oleh Daud sendiri, sehingga Kileab = Daniel, anak kedua Daud. Kapan nama "Kileab" digunakan ? dan kapan nama "Daniel" digunakan?, berikut ini adalah penjelasannya.

Mari kita lihat dan perhatikan dengan cermat redaksi masing-masing isi kitab tersebut secara lengkap, berikut ini :

Kitab 2 Samuel 3: 2-5 :
"Di Hebron lahirlah bagi Daud anak-anak lelaki. Anak sulungnya ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anaknya yang kedua ialah Kileab, dari Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel; yang ketiga ialah Absalom, anak dari Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur; yang keempat ialah Adonia, anak dari Hagit; yang kelima ialah Sefaca, anak Abital; dan yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isteri Daud. Semuanya ini dilahirkan bagi Daud di Hebron".

Kitab 1 Tawarikh 3: 1-4 :
"Inilah anak-anak Daud yang lahir bagi dia di Hebron; anak sulung ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anak yang kedua ialah Daniel, dari Abigail, perempuan Karmelanak yang ketiga ialah Absalom, anak Maakha, yakni anak perempuan Talmai, raja Gesur; anak yang keempat ialah Adonia, anak Hagit; anak yang kelima ialah Sefaca, dari Abital; anak yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isterinya itu. Enam orang lahir bagi dia di Hebron, dimana ia memerintah tujuh tahun enam bulan lamanya; dan tiga puluh tiga tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem".

Kitab 1 Tawarikh 3 : 1-4 ditulis oleh imam Ezra setelah kembalinya orang Israel dari pembuangan, yaitu dari BabelKitab Tawarikh menceritakan kembali dan melanjutkan kisah yang sudah tercantum dalam kitab 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-raja dan 2 Raja-raja. Kitab ini selesai ditulis kira-kira tahun 400 sM. Jadi ada selisih hampir 600 tahun setelah penulisan kitab 2 Samuel (yang selesai ditulis pada akhir abad ke 10 SM). 

Di dalam Septuaginta, kitab Tawarikh disebut “Paraleipomene” yang artinya menurut terjemahan bebas adalah “sesuatu yang belum diceritakan” (J.Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama, p. 171), sehingga kitab Tawarikh akan memberikan informasi seperti kitab-kitab sebelumnya, namun juga memberikan informasi tentang sesuatu yang belum termuat dalam kitab-kitab tersebut. 

Salah satunya adalah nama anak raja Daud yang kedua, yang dilahirkan bagi dia di Hebron, yaitu "Kileab". Kileab yang juga disebut "Daniel", merupakan "nilai plus" dari kitab Tawarikh untuk memberikan informasi yang belum dijelaskan dalam kitab 2 Samuel, dengan menggunakan pertimbangan, sebagai berikut :
  1. Penggunaan nama "Daniel" sebagai nama lain dan menggantikan "Kileab" untuk menunjukkan pemahaman iman raja Daud terhadap "peristiwa Nabal", dan menjadi kesaksian raja Daud bahwa nama anaknya "Daniel" akan mengingatkan dia tentang bagaimana TUHAN adalah Hakim Yang Adil. Itu sebabnya, kitab Tawarikh menghapus kalimat "Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel" menjadi "Abigail, perempuan Karmel".  
  2. Kitab 2 Samuel ditulis oleh nabi Natan berdasarkan informasi yang diperoleh dari nabi Samuel dalam kitab 1 Samuel, dan penggunaan nama "Kileab" hanya digunakan ketika Daud menjadi raja di Hebron selama tujuh tahun enam bulan lamanya, kemudian setelah Daud menjadi raja dan memerintah di Yerusalem selama tiga puluh tiga tahun, anak kedua Daud yang dilahirkan oleh Abigail di Hebron, dikenal dengan sebutan nama "Daniel". Jadi nama "Kileab" hanya digunakan di Hebron selama 7,5 tahun, sedangkan nama "Daniel" digunakan di Yerusalem ketika Daud menjadi raja untuk seluruh Israel selama 33 tahun.
  3. Kitab 1 Tawarikh 3 : 1-4 yang ditulis oleh Ezra menggunakan "rekomendasi" nabi Natan, Gad "Pelihat itu", juga referensi kesaksian dan tulisan raja Daud sendiri, karena ia adalah seorang penulis yang "melankolis". Ia sangat akrab dengan kedua nabi tersebut, apalagi penggunaan nama "Daniel" sangat "familiar" sebagai kesaksian raja Daud selama 33 tahun selama ia menjadi raja atas seluruh Israel.   
Secara rohani, Roh Kudus menyatakan bahwa ketika TUHAN ALLAH menjadi Hakim Yang Adil bagi hamba-Nya Daud. TUHAN ALLAH sangat membenci orang yang sombong, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih, arogan dan bebal -- dursila seperti Nabal, sehingga Ia telah memukul Nabal, jantungnya berhenti, ia membatu dan mati. Namun bukan saja itu, TUHAN ALLAH pun menghapus nama "Nabal, orang Dursila" itu dari informasi daftar silsilah anak-anak Daud-hambaNya.


Ilustrasi : Raja Daud yang sangat takut kepada TUHAN ALLAH
Demikian penjelasan terkait anak kedua Daud yang lahir baginya di Hebron sudah sangat jelas dan tegas, sehingga antara kitab 2 Samuel 3: 2-3 dan 1 Tawarikh 3:1 tidak ada "kontradiksi" sedikitpun seperti yang telah dituduhkan dan didakwakan kepada KRISTEN, tetapi justru kedua kitab tersebut saling melengkapi berbagai informasi didalamnya. Dan kitab Tawarikh disebut “Paraleipomene” yang berperan untuk melengkapi sesuatu yang belum diceritakan dalam kitab 1 dan 2 Samuel maupun 1 dan 2 Raja-Raja.

----------------

" Segala sesuatu yang tertulis dalam Alkitab KRISTEN, memiliki arti dan makna yang sangat mendalam, berbahagialah orang-orang yang diberikan Hikmat oleh KRISTUS untuk memahami kehendak TUHAN ALLAH "

-------------------------------------------------------
Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. 
Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.
Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, 
"dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya? "
-----------------------------------------------
Catatan : 
*** Kajian berikutnya akan diterbitkan pada tulisan-tulisan selanjutnya dalam blog ini ***

Sumber Utama Kajian :
Alkitab KRISTEN, Terjemahan Baru (TB) Terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Tahun 1974.

Putra Dari Ufuk Timur.-