Selasa, 27 Desember 2016

"Dugaan Penistaan Agama Tanggal 25 Desember 2016" Oleh Habib Rizieq Shihab -- Pimpinan Ormas Front Pembela Islam (FPI)



" Saat Matahari Terbit Dari Ufuk Timur,
Memancarkan Cahaya Kehidupan dan Perubahan Bagi Alam Semesta "



Sang Saka Merah Putih  -- Berani diatas Kesucian
Te
taplah Berkibar Untuk Selama-Lamanya ... !!!

 PUTRA ASLI INDONESIA BERPENDAPAT ...!!!

Terkait Dugaan Penistaan Agama Tanggal 25 Desember 2016" 
Habib Muhammad Rizieq Shihab -- Pimpinan Ormas Front Pembela Islam (FPI)


Oleh :  
Putra Dari Ufuk Timur


Apakah bangsa Indonesia-ku akan mengalami "Gabak di hulu tanda akan hujan"..?, itulah suatu peribahasa yang bisa disampaikan jika Indonesia berada dalam kondisi yang tidak menentu dan tanpa arah. Bahkan mungkin, salah satu lirik lagu yang dinyanyikan oleh seorang Penyanyi Legendaris Indonesia Broery Pesolima, yakni : " Gemuruh di Langit, itu tanda' kan hujan......., gemuruh hatimu...manalah ku tahu...,"

-------------------------

"Man of the Year 2016" adalah julukan bagi Habib Muhammad Rizieq Shihab Pimpinan Ormas Front Pembela Islam (FPI) secara sepihak oleh organisasi masyarakat (ORMAS) Muslim Tionghoa Indonesia (MusTi) dan Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTAK). 

Pada tanggal 26 Desember 2016, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) melaporkan "Man of the Year 2016 kepada POLDA Metro Jaya dengan dugaan "Penistaan Agama" berdasarkan video ceramah berdurasi 21 detik yang diunggah di Media Sosial, dan dianggap sangat melecehkan umat Kristiani. Ceramah "penistaan agama" tersebut dilakukan di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, 25 Desember 2016.

Isi ceramah Rizieq Shihab membuat sebagian pemeluk agama Katholik dan "Kristen" tersinggung, apalagi ceramah tersebut dilakukan pada saat mereka sedang merayakan hari Natal tanggal 25 Desember 2016. Secara garis besar, ia berbicara masalah Natal ...dan juga menyinggung soal substansi kelahiran Yesus Kristus, yang bukan "ranah dan koridor" Islam untuk membahasnya, walaupun terkait "ajaran" Islam mengkafirkan agama lain.

"...Kalau dia ngucapin, Habib Rizieq selamat Natal. Artinya apa, selamat hari lahir Yesus Kristus sebagai anak Tuhan. Saya jawab, lam yalid wa lam yulad, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kalau Tuhan beranak, bidan-nya siapa..." (Rizieq Shihab, 25 Desember 2016).

Sumber :

---------------------

Bangsa Indonesia sedang diuji .....!!!, Apakah penerapan hukum oleh Pemerintah RI dengan institusi penegak hukum di Indonesia menggunakan dasar Pancasila dan UUD 1945 ataukah terjadi "multi tafsir" terhadap Ideologi dan Landasan Konstitusional RI tersebut ?.

Efek Domino yang dikhawatirkan oleh banyak orang sejak peristiwa "Demonstrasi Jakarta Yang Dilakukan Atas Dorongan Bela Islam Terhadap Dugaan Penistaan Agama oleh Basuki T. Purnama", atau oleh pihak-pihak tertentu disebut "Show Of Force", sedang berlangsung dan bagaimana ujungnya...???

Secara pasti, EFEK DOMINO tersebut sangat membingungkan untuk membedakan : "Mana Kawan dan Mana Lawan.."

Terkait isi ceramah "Man of the Year 2016" tanggal 25 Desember 2016 menimbulkan banyak tanggapan yang sangat beragam. 

PUTRA ASLI INDONESIA Berpendapat terkait "Dugaan Penistaan Agama oleh Habib Rizieq Tanggal 25 Desember 2016"...!!! 

Habib Rizieq, bukanlah orang yang terlalu berpengaruh bagi bangsa Indonesia...!!! jadi apa yang disampaikan tidak perlu terlalu ditanggapi dengan "luar biasa" --- Karena"masih lebih banyak orang pandai dan berjiwa negarawan di Indonesia".

Dalam ceramah "bodoh"nya itu, sangat jelas menunjukkan "kebodohan dalam menafsirkan ajaran KRISTEN"...Mengapa demikian...???. Mana ada "KRISTEN" mengucapkan selamat Natal buat "pihak lain" yang jelas-jelas tidak percaya dan mengakui YESUS KRISTUS adalah TUHAN ALLAH, atau tidak se"iman"---atau istilah keren "tidak se-AKIDAH" ..? Kualitas berpikir seorang yang dijuluki "Man of the Year 2016" memang dinilai sangat rendah dan tidak memadai.  "Apakah kasus Basuki T.P alias Ahok" tidak menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia..???

Hanya orang yang tidak waras saja yang akan mengucapkan Selamat Natal kepada "sang Habib" ataukah hanya sebagai "Entry Point" untuk menggugat YESUS KRISTUS adalah TUHAN ALLAH yang disembah KRISTEN...???.

KRISTEN tidak akan melakukan demonstrasi seperti "Habib Shihab dan grupnya", jika hal itu berpotensi merusak "BHINNEKA TUNGGAL IKA" dan melanggar SUMPAH PEMUDA. Substansi Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 adalah penjabaran dari isi Alkitab (kitab suci KRISTEN), maka secara pasti KRISTEN akan mempertahankan PANCASILA dan Pembukaan UUD 1945 dengan Kualitas bukan dengan Kuantitas...!!!. Hal tersebut itu sudah terjadi sejak Peristiwa Sumpah Pemuda sebagai bukti kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia...selanjutnya telah teruji dalam perumusan PANCASILA sebagai dasar negara Indonesia...., semuanya dilakukan oleh KRISTEN secara konsisten. 

Ceramah yang diduga menista agama, hampir mirip dengan "Basuki T. Purnama terjerat dugaan kasus penistaan agama----"tidak ada hujan---tak ada panas...tiba-tiba muncul kalimat terkait isi al-quran"....ya secara pasti akan dipersalahkan oleh umat Islam...!!! Karena bukan haknya, bukan konteksnya dan bukan pula "ranah atau koridornya". Hal serupa juga dibuat oleh Rizieq, "mana ada orang mengucapkan selamat Natal kepadanya..???", bukankah menjadi "Entry Point" untuk memperkuat kepentingannya saja, bahkan menyatakan bahwa YESUS KRISTUS bukan TUHAN ALLAH yang adalah kepercayaan KRISTEN...???. 

Memang berbeda "waktu, lokasi dan modus", jika Basuki T.P menyampaikan untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta..., Rizieq menyampaikan pada "kalangan sendiri"...untuk kepentingan "BASIS ISLAM-nya", namun ia tidak sadar jika ada "anggota"nya yang akan meng"upload" video-nya ke You Tube...ini artinya "TIDAK STERIL", ataupun bisa juga sebuah unsur "kesengajaan"..!!! Praktek yang dilakukan seperti ini adalah cara-cara "tradisional" --- dalam teknologi modern (media sosial). 

Dari hal ini, dapat diukur kualitas Rizieq Shihab sebagai seorang "Habib"...!!! Rizieq hanya "Pandai ngomong" untuk kalangan "internal"nya saja, tetapi diluar itu ia tidak masuk dalam hitungan sama sekali...!!! Rizieq dapat dikategorikan sebagai orang dengan karakter yang "minder" dan "tidak percaya diri" dengan ajaran dan keyakinannya, hidupnya dalam suatu hayalan belaka ..!!! Ia selalu dihantui dengan perasaan "kecut dan ketakutan yang tidak berdasar" sesuai tafsirannya terhadap konsep "TUHAN".

------------------

Saya teringat, ada suatu diskusi menarik antara "Seorang KRISTEN" dengan seorang Mualaf yang bernama : Edi Prayitno...., dalam artikel (blog Edi Prayitno's Sang Mualaf) yang intinya mengajak kaum Muslim untuk melakukan "ISLAMISASI"..., dengan dasar bahwa Kristen telah melakukan "KRISTENISASI", dan dampaknya adalah jumlah umat islam berkurang sangat drastis....,  walaupun secara tidak sadar penggunaan bahasa asing (Arab)  sebagai kutipan "kitab Islam" sering mewarnai acara-acara yang bersifat Nasional Indonesia, bahkan atribut Alat Negara kepolisian yang menggunakan Jilbab bagi para Polisi Wanita dan Polisi Bersorban..., apakah kebijakan tersebut merupakan tafsiran terhadap Pancasila dan UUD 1945..???, bukankah tanpa jilbab dan sorban...juga merupakan Alat Negara Indonesia yang wajib dihormati di negara Indonesia. 

Ada banyak tanggapan yang mungkin disalahtafsirkan dengan munculnya kebijakan jilbab dan sorban bagi "pemeluk-pemeluknya"..., lalu dimana penghayatan terhadap "SUMPAH PEMUDA" yang diyakini sebagai "SUMPAH BANGSA INDONESIA"...!!! 

Negara wajib berdiri ditengah bersama berbagai perangkat dan alat negara..., jika tidak akan memberikan "salah tafsir" terhadap semua pihak, ada pihak yang merasa di"dukung" Polisi.., ada juga yang merasa Polisi tidak tampil sebagai Alat Negara yang mengakomodir "Kebhinekaan", bahkan ada pihak yang berkata :"Bukankah itu adalah ISLAMISASI secara terang-terangan", Apakah memakai jilbab bagi Polwan dan Sorban, alat negara masih terkesan "MURNI"...sebagai pendekatan untuk meredam kegiatan "demonstrasi"...yang toh berujung pada terjadi "konflik", seperti demonstrasi lainnya yang tidak "taat hukum"..???

Dalam tanggapan seorang KRISTEN tersebut... disampaikan bahwa Edi Sang Mualaf ini tidak memahami metodologi ilmiah dalam menarik suatu kesimpulan... karena : apakah terdapat hubungan yang sangat erat antara penurunan jumlah Muslim di Indonesia dengan isu "KRISTENISASI" yang telah dituduhkannya..???, 

Apakah pernah Edi Sang Mualaf...., pernah menganalisis penurunan jumlah Muslim di Indonesia (menurut dia telah menurun secara drastis), dengan memperhitungkan jumlah kematian warga negara Indonesia yang beragama Islam..???, 

Kematian manusia menyebabkan jumlah penduduk berkurang...., apakah Edi Sang Mualaf punya data valid tentang banyaknya umat Muslim yang meninggal dunia akibat BENCANA ALAM, KECELAKAAN, PENGEBOMAN, PEMBUNUHAN, HUKUMAN MATI, dan akibat SAKIT...??? bukankah semuanya terjadi dan menimpa umat Muslim...sehingga jumlahnya berkurang..???

Secara pribadi, saya anggap Edi Sang Mualaf ini berkualitas rendah...dan cenderung melakukan "Provokasi" dengan analisis rendahan.

--------------------------

Mungkinkah hal yang dibuat oleh Edi Suprayitno's Sang Mualaf juga terjadi pada Habib Risieq Shihab "Man of The Years 2016"...??? akibat menggunakan metodologi rendahan...???. Saya kuatir ... Habib Rizieq bisa saja melakukan sesuatu tanpa analisis yang berkualitas...!!! 

Mimpi Rizieq sangat jelas dari setiap statement-nya.....!!!. 
Menurut pendapat beberapa orang awam, yakni Putra Asli Bangsa Indonesia, menyatakan bahwa banyak ceramah yang cenderung "provokatif" sangat berisiko tinggi, bahkan pernah melecehkan Presiden dan Istana Negara Indonesia dengan alasan membela "kesucian kitab Islam", melakukan tindakan arogansi menentang aturan hukum di Indonesia sering atas perintahnya kepada ormas FPI, dan berbagai "hasutan" yang bersembunyi dibalik mempertahankan NKRI dan penghargaan"kebhinekaan bangsa Indonesia" sebagai slogan saja, tetapi dalam pelaksanaannya jauh berbeda.

"Kebodohan" Rizieq terlihat sangat jelas dalam pemahaman "Bhinneka Tunggal Ika"...., ia tidak memahami salah satu maknanya bahwa Indonesia terdiri atas berbagai agama dan kepercayaan kepada TUHAN YANG MAHA ESA menurut tata cara dan konsep "Ketuhanan" menurut masing-masing warga negara Indonesia ataupun kelompoknya.  Namun dalam konteks kepentingan bangsa Indonesia, maka "Indonesia Tetap Satu". 

Jika di Nusantara, hanya satu "agama" yakni Islam saja atau hukum Islam yang diterapkan dalam konteks bernegara..., maka NUSANTARA bukan-lah INDONESIA. Demikian juga, jika Nusantara hanya terdiri dari satu Suku, Ras atau Golongan saja, maka NUSANTARA bukan-lah INDONESIA....!!! Inilah, yang tidak dipahami Rizieq Shihab dan grupnya....karena pemahaman mereka tentang "Bhinneka Tunggal Ika" sangat rendah....!!! 

Kenyataan yang sangat berbeda dengan Presiden Soekarno, Soeharto dan juga para Presiden Indonesia lainnya adalah para penganut Islam yang sangat taat beribadah dan menjalankan syariat agamanya ...
Negarawan-negarawan RI tersebut bisa menempatkan diri dengan baik dan benar, yakni : "Kapan tampil sebagai "Seorang Beragama" dan kapan harus tampil sebagai "Seorang yang cinta kepada bangsa Indonesia". Intinya, para Negarawan akan mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia lebih tinggi dari kepentingan agamanya...!!! 

Pelaksanaan keyakinan dan agama bersifat "pribadi" atau "kelompok"...tetapi PANCASILA dan UUD 1945 bersifat "Nasional dan Kebangsaan Indonesia"....!!! 

..... Tantangan Bangsa Indonesia adalah bagaimana menempatkan keyakinan beragama dibawah kepentingan bangsa dan negara Indonesia...!!! sebab Negara Indonesia terbentuk atas rahmat ALLAH YANG MAHA KUASA dan keinginan luhur bangsa Indonesia...ini sangat jelas dan detail....tapi sering masih salah ditafsirkan...!!! 

Ideologi PANCASILA berbeda dari konsep Ideologi Negara Agama....!!! Perbedaannya sangat jelas jika dicermati secara hurufiah dan penerapannya...!!! Ketika PANCASILA sebagai Dasar Negara dirumuskan..., "PIAGAM JAKARTA" telah ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh demi kepentingan seluruh bangsa Indonesia......

Secara substansi PIAGAM JAKARTA sangat berpihak kepada kepentingan agama Islam...!!! Tetapi Bung Karno lebih mementingkan kepentingan bangsa Indonesia, dan beliau beserta negarawan lainnya sangat memahami konsep "BHINNEKA TUNGGAL IKA". 

Keputusan bangsa Indonesia telah sah..., bahwa PANCASILA adalah Dasar Negara....!!! Pihak yang memilih PIAGAM JAKARTA haruslah "Legowo" menerima keputusan dan Dekrit Presiden RI.... demi kepentingan seluruh bangsa Indonesia..., jika memaksakan kehendak...., maka itu termasuk kategori "MAKAR". 

Jika ingin menghancurkan "Bhinneka Tunggal Ika"...ingin merombak dasar Negara Indonesia, yakni PANCASILA, dan ingin melakukan "Amandemen Pembukaan UUD 1945"...., maka dipersilahkan untuk segera meninggalkan Nusantara dalam waktu yang sesingkat-singkatnya...!!!, karena akan berhadapan dengan seluruh elemen bangsa Indonesia...!!! 

Sejarah Indonesia telah tertulis dengan jelas, bahwa para pihak yang tidak memahami konsep "BHINNEKA TUNGGAL IKA"..... banyak telah terjerumus dalam "MAKAR"---untuk mendirikan negara dalam negara...!!! Bangsa Indonesia telah dan sedang mewaspadai gerakan-gerakan "separatis" dan bahaya laten yang sangat berpotensi untuk "kambuh" kembali.....dengan modus yang dimodernisasi.

Bahaya laten yang sangat berpotensi mengancam PANCASILA dan UUD 1945 diantaranya ada 2 (dua) yang terbesar, yaitu : 

1. Komunisme Gaya Baru atau Neo Komunisme dan Neo Kapitalisme ; 

2. Darul Islam / Tentara Islam Indonesia Ter"Modernisasi", 

Jika bukan, Komunisme yang merongrong, maka pastilah ideologi NII atau Darul Islam / Tentara Islam Indonesia telah di "Modernisasi" yang akan merongrong ideologi Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Jika bukan, NII, pastilah Komunis....inilah lingkaran bahaya laten yang sangat diwaspadai oleh bangsa Indonesia.

"Pelanggaran hukum Korupsi, HAM, sengketa Pilkada dan lainnya yang terkait", merupakan manifestasi dan efek pembangkangan terhadap Pancasila dan UUD 1945, sedangkan substansi dan arah "Makar"nya belum terlacak...!!!

Kadang kala "Komunisme" dikambinghitamkan sebagai prioritas potensi dan bahaya laten yang mengancam NKRI...untuk mengalihkan perhatian, walaupun ideologi "Makar" yang sangat berbahaya tersebut sedang melakukan modernisasi dalam berbagai model dan penerapannya dan sulit untuk dicegah---

Menurut sejarah Indonesia, "DI/TII Tradisional" melakukan "Makar" dibeberapa tempat, yaitu : 
- Di Jawa Barat didukung Hizbullah dan Sabilillah, 
- Di Jawa Tengah dengan Gerakan Amir Fatah yang menamakan diri "Majelis Islam", 
- Di Aceh, Tengku Daud Beureueh yang adalah Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh , 
- Di Sulawesi Selatan -- Kahar Muzakar, dan 
- Di Kalimantan Selatan, Ibnu Hadjar dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat yang Tertindas". 

Sejarah Indonesia telah memaparkan daerah-daerah yang berpotensi terdapat bahaya laten yang mengancam keutuhan NKRI.

"BOM WAKTU" ini bisa saja saat ini tersusun demikian rapi...namun strateginya cukup "dimodernisasi" serta terbaca dengan sangat jelas...!!!. Dalam beberapa waktu lalu...ada usulan rekonsiliasi terhadap korban "komunisme" di Indonesia...yang dinilai sangat kontroversial, dimana Presiden RI Joko Widodo menyampaikan permohonan maaf kepada korban "komunis"...secara pasti, Beliau menyampaikan hal tersebut dalam kapasitas sebagai "Bapak Bangsa Indonesia" -- dari sisi kemanusiaan kepada "anak-anak bangsa" yang terjebak dan menjadi korban, bukan dalam konteks membenarkan "Komunisme". 

Namun, bagaimanakah dengan "REKONSILIASI" bagi para korban DI/TII di 5 daerah basis pergerakannya...???. Mungkin belum ada sama sekali. Secara pasti, ribuan anak-anak yang orang tuanya telah terjebak dalam paham "Makar" PKI dan juga Konsep NEGARA ISLAM INDONESIA dengan "Darul Islam / Tentara Islam Indonesia" telah menjadi "korban kemanusiaan".....Apakah "Dendam dan Kebencian atas pembunuhan orang tuanya dan juga "paham dan ajaran" orang tuanya" telah hilang...???? 

"REFORMASI INDONESIA sangat baik...tetapi sangat berpotensi memberikan kesempatan bagi bangkitnya "Komunisme Gaya Baru atau Neo Komunisme" dan "Darul Islam / Tentara Islam Indonesia Gaya Baru"....!!! 

Khusus untuk "anak bangsa" yang orang tuanya terlibat "Makar" untuk mendirikan Negara Islam Indonesia dengan pusat di wilayah JAWA BARAT..., dengan konsep "NII-nya"...apakah telah hilang sama sekali...??? 

"Komunisme Gaya Baru atau Neo Komunisme" sangat mudah terdeteksi....!!! Tetapi "Darul Islam / Tentara Islam Indonesia Gaya Baru", agak sulit terdeteksi....karena bisa saja "tersembunyi" dibalik organisasi keagamaan tertentu. ..... akan terlihat secara jelas indikasi dan potensi..... gerakan "Darul Islam / Tentara Islam Indonesia termodernisasi"..... tetapi hal ini telah dan akan tetap "di-intip" oleh Putra-Putra Daerah Asli di Indonesia...!!!.

Sejarah Indonesia telah tertulis dengan "Tinta Emas"... Sejarah Indonesia dicatat sebagai bahan evaluasi dan pelajaran yang sangat "bijaksana"....!!! Indikasi modus atau ciri-ciri bangkitnya Gerakan "Darul Islam / Tentara Islam Indonesia Gaya Baru" tersebut...??? :

1. Memaksakan kehendak melalui tafsiran yang keliru terhadap "ajaran agama Islam" ; 

2. Menghasut masyarakat dengan dalil-dalil agama yang seolah-olah "mendukung persatuan bangsa Indonesia", padahal dalam pelaksanaannya cenderung "menghancurkan" bangsa Indonesia ; 

3. Ingin merombak "PANCASILA" dengan mengembalikan kepada "PIAGAM JAKARTA" ; 

4. Bersamaan dengan itu, sangat berpotensi melakukan "Amandemen terhadap Pembukaan UUD 1945" ; 

5. Membangkitkan "penjajahan" diatas bumi Indonesia yang bertentangan dengan isi Pembukaan UUD 1945. 

Ketika membahas konteks "berbangsa Indonesia", maka substansinya adalah seluruh rakyat Indonesia yang ada didalamnya, terdiri dari Suku, Agama, Ras dan Golongan di Indonesia. Ada pemahaman sederhana terkait penerapan nyata tentang konsep "Bhinneka Tunggal Ika" :

a. Tidak boleh ada suku dengan populasi terbanyak di Indonesia dengan "cita-cita" tertentu memaksakan keinginannya yang dinilai bertentangan dengan kepentingan bangsa Indonesia,..  jika ada "keputusan" Pemerintah RI terkait kepentingan bangsa Indonesia yang dianggap "bertentangan" dengan "suku terbanyak" itu....maka keputusan Pemerintah RI-lah yang wajib dilaksanakan...!!! bukan "kepentingan suku terbanyak itu"...contoh ini sangat jelas sebagai penerapan konsep berbangsa dan bernegara Indonesia....!!!---jika "suku terbanyak itu" menentang...., maka suku itu akan berhadapan dengan Pemerintah dan Seluruh Elemen Bangsa Indonesia....!!! Karena kepentingan bangsa Indonesia lebih penting dan lebih diutamakan dibanding kepentingan suku tersebut, dan "suku terbanyak" WAJIB menjunjung keputusan bersama tersebut....!!! Oleh sebab itu---berbicara kepentingan "suku dan daerah" tertentu...maka Pemerintah memberikan hak untuk mengurus dirinya dan mengakomodir kepentingan kedaerahannya melalui "OTONOMI DAERAH" yang pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan PANCASILA dan UNDANG-UNDANG DASAR 1945 yang adalah Dasar Negara dan Landasan Hukum RI....!!! 

b. Tidak diperbolehkan Agama tertentu dengan penganut yang lebih banyak di Indonesia dengan "cita-cita" tertentu memaksakan keinginannya yang dinilai bertentangan dengan kepentingan bangsa Indonesia dan merusak "Bhinneka Tunggal Ika" bahkan ingin menggantikan Pancasila dengan Ideologi Agamanya ataupun Ideologi lainnya.....baik lambat ataupun cepat, baik moderat ataupun radikal-----serta melecehkan hukum yang berlaku di Indonesia ---- maka Pemerintah dan Seluruh Elemen Bangsa Indonesia wajib melakukan penumpasan sampai ke akar-akarnya....!!! Dalam Negara Indonesia hanya satu hukum yang mengatur bangsa Indonesia, yaitu HUKUM INDONESIA, jadi bukan hukum-nya agama Kristen, atau hukumnya agama Katholik, atau hukum Budha, ataupun hukum Hindu atau hukum ISLAM...ataupun hukum apapun...!!! yang berlaku hanyalah Hukum Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.  "Negara yang mengatur Organisasi Keagamaan dan Ormas, bukan Organisasi Agama dan Ormas yang mengatur Negara"...ini prinsip yang jelas dan tegas.

c. Tidak boleh RAS tertentu dengan kapasitas dan kemampuan untuk menguasai Indonesia dengan "cita-cita" tertentu merebut puncak kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dan memaksakan kehendaknya serta dinilai bertentangan dengan kepentingan seluruh bangsa Indonesia, merusak "Bhinneka Tunggal Ika" bahkan ingin menggantikan Pancasila dengan Ideologi lainnya, termasuk menciptakan "Neo-Kolonialisme dan Neo Kapitalisme"..... maka seluruh Elemen Bangsa Indonesia wajib melakukan tindakan represif untuk mengamankan keutuhan NKRI....!!! 

d. Demikian pula, tidak diperbolehkan Golongan Tertentu (Ormas ataupun Orsospol/Partai) dengan konstituen terbesar di Indonesia dengan "cita-cita" tertentu melalui kebijakan lembaga konstitusi ataupun lembaga perwakilan rakyat, dan memaksakan kehendaknya yang dinilai bertentangan dengan kepentingan seluruh bangsa Indonesia, merusak "Bhinneka Tunggal Ika" bahkan ingin menggantikan Pancasila dengan Ideologi Agamanya ataupun Ideologi lainnya, termasuk meng"Amandemen Pembukaan UUD 1945"..... maka Pemerintah dan Seluruh Elemen Bangsa Indonesia wajib melakukan tindakan konstitusional untuk mengamankan NKRI....!!! 


Salah satu point penting terkait "BOM WAKTU" yang mengancam NKRI perlu dipahami oleh setiap anak bangsa, adalah : " Bangsa dan Negara Indonesia adalah Bangsa dan Negara yang warga negaranya memeluk Agama dan berideologi PANCASILA ...., bukan Bangsa dan Negara Agama yang berideologi Hukum Agama manapun....! ".

Penggunaan Syariat-Syariat Agama tertentu dalam konteks Nasional dan Kebangsaan tidak diperbolehkan sama sekali...tetapi hanya dapat digunakan untuk kalangan dan acara "internal" saja..., ini adalah penerapan konsep "Bhinneka Tunggal Ika" dan "SUMPAH PEMUDA"...jika tidak, maka orang-orang "tidak setia" tersebut sedang merongrong dan ingin merusak "Kebhinnekaan" dan melanggar SUMPAH BANGSA INDONESIA. 

Saya sangat kuatir dan prihatin, apabila Mimpi "Man of the Year 2016" menjadi "Entry Point" yang akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusak "Bhinneka Tunggal Ika", yang masih menyimpan bibit kebencian atau dendam, dan ingin melakukan "pembalasan" melalui bangkitnya bahaya laten Komunisme, Kapitalisme dan NII -- Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Modern yang mengancam Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketika bahaya laten itu "Kambuh"..., maka akan terlihat dengan jelas : "Siapa sajakah Putra-Putra Asli Bangsa Indonesia....!!!", secara pasti seorang Putra Asli Bangsa Indonesia akan menjaga dan membela Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selesai.-

Putra Asli Indonesia Berpendapat...!!!