" Saat Matahari Terbit Dari Ufuk Timur,
Memancarkan Cahaya Kehidupan dan Perubahan Bagi Alam Semesta "
" Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata : Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan, yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh.
Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya."
" Jaya-lah BANGSA KU sebagai BANGSA PILIHAN TUHAN " |
Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya."
Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam : " Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku ". Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami ! Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal ! " "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang mendampingi Aku? |
Memang Benar,
Kalau Jadi "KRISTEN", Jangan Jadi
" Orang Yahudi "...!!!
" Orang Yahudi "...!!!
Oleh :
Putra Dari Ufuk Timur
Pada tanggal 10 Januari 2017, sebagian besar orang-orang di Indonesia dan Dunia tersentak dan "terbangun" seperti sedang "tersambar petir dari ufuk Timur", ketika putri proklamator RI Megawati Soekarno Putri (mantan Presiden RI) menyampaikan pidato politiknya sebagai ketua umum di acara peringatan HUT "partai politik dengan konstituen terbesar" di Indonesia, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dalam pidato tersebut, Beliau memaparkan banyak hal yang jika disimak dengan baik dan benar, berisikan konsep "Nasionalisme dan Kebangsaan Indonesia Raya" yang mungkin saat ini "hampir kabur" dipahami oleh segelintir orang, bahkan "mungkin" terdapat indikasi fenomena munculnya "bahaya laten" yang mengancam Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI 1945.
Dalam pidato yang bertemakan : "Rumah Kebangsaan Indonesia Raya" tersebut, Beliau secara tegas menyatakan bahwa Pancasila bukan sebagai "Ideologi Tertutup" dan ideologi tersebut bertentangan dengan Pancasila. Pancasila sebagai “pendeteksi sekaligus tameng proteksi” terhadap tendensi hidupnya “ideologi tertutup”, yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ideologi tertutup tersebut bersifat dogmatis. Ia tidak berasal dari cita-cita yang sudah hidup dari masyarakat. Ideologi tertutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Penganut "ideologi tertutup" tersebut memaksakan kehendaknya sendiri ; tidak ada dialog, apalagi demokrasi. Apa yang mereka lakukan, hanyalah kepatuhan yang lahir dari watak kekuasaan totaliter, dan dijalankan dengan cara-cara totaliter pula. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan.
Penganut "ideologi tertutup" selalu menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendaknya. Oleh karenanya, pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan. Selain itu, demokrasi dan keberagaman dalam ideologi tertutup tidak ditolelir karena kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan. Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti kebhinekaaan. Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Disisi lain, para pemimpin yang menganut "ideologi tertutup" pun mem"posisi"kan dirinya sebagai pembawa “self fulfilling prophecy” dan para peramal masa depan.
Pancasila berisi prinsip dasar, selanjutnya diterjemahkan dalam konstitusi UUD 1945 yang menjadi penuntun sekaligus rambu dalam membuat norma-norma sosial politik. Produk kebijakan politik pun tidak boleh bersifat apriori, bahkan harus merupakan keputusan demokratis berdasarkan musyawarah mufakat. Dengan demikian, Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, tidak memiliki sifat totaliter dan tidak boleh digunakan sebagai “stempel legitimasi kekuasaan”. Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipasif dan mampu menjadi “leidstar”, bintang penuntun dan penerang, bagi bangsa Indonesia. Pancasila selalu relevan di dalam menghadapi setiap tantangan yang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, serta dinamika aspirasi rakyat.
Namun, tentu saja implementasi Pancasila tidak boleh terlalu kompromistis saat menghadapi sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Meskipun demikian, guna meng-eksplisit-kan ide dan gagasan agar menjadi konkret, dan agar Pancasila tidak kaku dan keras dalam merespon keaktualan problematika bangsa, maka instrumen implementasinya pun harus dijabarkan dengan lebih nyata, tanpa bertentangan dengan filsafat pokok dan kepribadiaan bangsa.
Dalam Pidato Politik tersebut, dalam penjelasan sila-sila dalam Pancasila, Ketua Umum PDIP memberikan suatu pernyataan yang sangat tegas dan jelas tentang contoh "implementasi" atau wujud nyata Nasionalisme Indonesia, bahwa :
Rupanya, pernyataan Ketua Umum PDIP tersebut, telah "menyentuh" sanubari setiap anak bangsa Indonesia dan putra asli bangsa Indonesia tentang contoh langkah konkrit untuk mewujudkan nasionalisme bangsa Indonesia, namun juga memicu munculnya berbagai reaksi di antara banyak Warga Negara Indonesia (WNI).
Banyak tokoh-tokoh politik, agama bahkan cendikiawan memberikan protes dan argumentasi untuk memojokkan pernyataan dalam pidato "Sang Nasionalis Indonesia" tersebut terkait pernyataan “ kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. ".
Saya tidak tahu pasti, apa yang menjadi dasar, alasan dan pertimbangan para tokoh dan cendikiawan melakukan kritik dan protes, apakah itu berasal dari para tokoh Islam dan Hindu, namun terkait 'kalau jadi Kristen, jangan jadi "Orang Yahudi", apakah hal ini akan membuat KRISTEN juga melakukan protes dan kritik untuk menolak dan menjadi serupa dengan yang lainnya ?
Bagaimana sikap, ciri khas dan karakter orang "Yahudi" dan "Orang Yahudi" sejak bangsa Israel akan kembali dari pembuangan ke tanah air-nya, dan masa dimana YESUS KRISTUS datang kedunia dan memulai pelayanan-Nya di tanah Israel sampai pada jaman para rasul dan murid-murid-Nya mengabarkan INJIL ...?.
Berikut ini adalah beberapa kutipan isi Alkitab, khususnya "Perjanjian Baru (PB)" yang menjelaskan tentang sikap dan karakter "orang Yahudi" :
Dalam kitab Wahyu (ditulis oleh rasul Yohanes)
" Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya --dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya Orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian : sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis." (Wahyu 2 : 9).
" Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau." (Wahyu 3 : 9).
Dalam kitab Wahyu menjelaskan bahwa ada orang-orang yang menyebut dirinya sebagai "orang Yahudi", tetapi kenyataannya mereka selalu menyusahkan, memiskinkan (merampas/menghilangkan), memfitnah dan pendusta, sehingga pengikut KRISTUS (yang disebut KRISTEN) menjadi sangat menderita.
Kitab ini memberikan pemahaman bahwa "para penganut agama Yahudi" yang berasal dari bangsa Israel maupun orang-orang dari bangsa-bangsa lain diluar Israel, sangat bangga menyebut diri mereka sebagai "Orang Yahudi", tetapi kehidupannya tidak sesuai dengan kehidupan "Yahudi" yang sebenarnya, yaitu memiliki sikap dan karakter yang dikehendaki oleh TUHAN ALLAH.
------------------------------------------------------------------ Disebut "Orang Yahudi", tetapi hidup-nya tidak seperti " Yahudi ",
mereka-lah "Yahudi Palsu atau Jemaah Iblis"
Dalam kitab 1 Petrus (ditulis oleh rasul Petrus)
" Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. " (1 Petrus 2 : 12).
Dalam kitab 1 Petrus menjelaskan bahwa "Orang Yahudi" yang dikehendaki TUHAN ALLAH adalah orang-orang berdarah Israel yang memiliki perbuatan-perbuatan baik dan menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain, sehingga dengan hal tersebut, bangsa-bangsa lain akan memuliakan Allah Israel. Hal ini ditekankan kepada mereka-mereka yang adalah orang Israel asli.
-------------------------------------------------------------------- orang "Yahudi" yang benar adalah orang-orang berdarah Israel asli
yang memiliki perbuatan-perbuatan baik dan
menjadi contoh/teladan bagi bangsa lain"
Dalam kitab Titus (ditulis oleh rasul Paulus)
" Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. ........... dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. Bagi orang suci semuanya suci ; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. " (Titus 1 : 10 -16).
Dalam kitab Titus, rasul Paulus menjelaskan bahwa "mereka yang masih berpegang pada sunat", yaitu : "Penganut agama Yahudi" dari sekte "NASRANI". NASRANI adalah salah satu sekte dalam agama Yahudi. Mereka menyukai ajaran YESUS KRISTUS, tetapi tetap berpegang pada tradisi dan aturan agama Yahudi, diantaranya adalah "SUNAT" atau pemotongan kulit khatan bagi laki-laki, seperti tradisi turun temurun.
NASRANI mengajarkan bahwa tanpa "sunat jasmani", sehingga bangsa - bangsa lain diluar Israel tidak bisa diselamatkan karena tidak bersunat jasmani, dengan demikian bangsa lain adalah orang-orang berdosa. Jika mereka mau selamat, maka mereka "wajib" di potong kulit khatannya.
"Sunat Jasmani" atau "Sunat Lahiriah" ini tidak sesuai dengan kehendak TUHAN ALLAH, sebab setelah YESUS KRISTUS mati di kayu Salib telah memberikan "Perjanjian Baru" bagi umat manusia, bahwa keselamatan bagi manusia hanya berasal dari YESUS KRISTUS, dan bukan karena "Sunat Jasmani". Inilah kesalahan terbesar yang dimiliki oleh sekte NASRANI, agama Yahudi dan agama-agama turunannya, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia, YESUS KRISTUS telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera bagi manusia.
YESUS KRISTUS menyatakan melalui rasul Paulus bahwa "SUNAT JASMANI" tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi, tetapi hanya melalui "SUNAT ROHANI" atau Sunat Hati, yakni iman dan pengharapan kepada YESUS KRISTUS saja yang akan menyelamatkan umat manusia dari Dosa dan Maut, dan masuk kerajaan Sorga.
Orang-orang yang mempertahankan tradisi Yahudi, tetap berpegang pada hukum sunat jasmani, menjalankan adat istiadat yang di"permanis" dengan dongeng-dongeng Yahudi, menjalankan ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang dibuat manusia tersebut telah merusak pikiran dan menyesatkan manusia dari KEBENARAN.
Orang-orang yang berpegang pada "Sunat Lahiriah", menganggap bahwa mereka telah melakukan kehendak TUHAN ALLAH dan mengira bahwa mereka akan diselamatkan, namun sebenarnya hal itu telah membuat mereka najis baik akal maupun suara hatinya, sebab TUHAN ALLAH tidak menghendaki demikian. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka telah menyangkal TUHAN ALLAH. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
------------------------------------------------- Orang-orang yang ber-tradisi "Yahudi" serta menolak dan menyangkal YESUS KRISTUS sebagai TUHAN ALLAH,
mereka adalah orang-orang yang keji dan tidak sanggup
untuk berbuat sesuatu yang baik
Dalam kitab 1 Tesalonika (ditulis oleh rasul Paulus, Silwanus dan Timotius)
"Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. " (1 Tesalonika 2 : 14).
"Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya" (1 Tesalonika 2 : 15-16).
Dalam kitab ini, rasul Paulus menunjukkan bahwa mereka-mereka yang mempertahankan tradisi "sunat jasmani" serta tetap berpegang pada ajaran-ajaran dan hukum buatan manusia (ajaran dan tafsiran manusia yang sesat), merasa "superior" dan arogan dengan mengandalkan tradisinya, merekalah yang telah membunuh YESUS KRISTUS, para nabi dan rasul-rasul-Nya. Mereka selalu menghalangi orang-orang dari bangsa lain untuk diselamatkan, terus menerus mereka melakukan dosa dan tiba saatnya, mereka akan menerima murka dari TUHAN ALLAH. Itu sebabnya dalam kitab Galatia 1 : 13 dan 2 : 14 tertulis demikian :
tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
" Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua : Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi ? "
Dalam hal kehidupan orang-orang yang mempertahankan tradisi "Sunat Lahiriah" sebagai pokok ajarannya, dan menganggap bahwa hanya mereka yang benar dan sesuai ajaran Allah, padahal mereka-lah yang akan menerima Murka TUHAN ALLAH.
------------------------------------------------- Orang-orang yang beragama Yahudi, orang-orang yang ber-tradisi "Yahudi", mereka memusuhi semua manusia diluar kelompoknya, serta menolak dan menyangkal
YESUS KRISTUS sebagai TUHAN ALLAH,
mereka-lah orang-orang yang akan
menerima murka TUHAN ALLAH.
"ORANG YAHUDI" dan "YAHUDI"
Dari beberapa kutipan dan penjelasan terkait "Orang Yahudi" diatas, pada masa -- sejak YESUS KRISTUS berada di dalam dunia sampai pada para rasul-rasul-Nya dan seterusnya, telah terjadi banyak penyimpangan terhadap ciri khas (teladan) sebenarnya dari orang "Yahudi".
Dimana, "Orang Yahudi" berbeda dari orang "Yahudi".
Sebelum abad Masehi, ketika berada di negeri pembuangan, sampai kembali ke tanah air-nya (tanah Israel), orang "Yahudi" adalah orang-orang yang percaya, takut dan setia kepada Allah dan memiliki semangat nasionalisme kebangsaan sangat kuat. Lihat penjelasan beberapa kutipan dalam kitab - kitab dalam Alkitab, khususnya "Perjanjian Lama" :
Dalam kitab Daniel :
" Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi " (Daniel 3 : 8)
Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan. (Daniel 3 : 12).
Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar : "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. (Daniel 3 : 16).
Berkatalah Nebukadnezar : " Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu." (Daniel 3 : 28-29)
Dalam kitab Zakaria :
Beginilah firman TUHAN semesta alam :
" Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata : Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu !
Namun setelah kembalinya bangsa Israel, rasa kecintaan dan kasih mula-mula bangsa itu berangsur-angsur pudar atau "tidak murni" lagi, mereka telah berubah setia dari dari ciri khas dan karakter mereka sebagai orang "Yahudi" menjadi "Orang Yahudi", walaupun diantara bangsa Israel masih terdapat sedikit orang "Yahudi" yang masih menjaga kesetiaan kepada TUHAN ALLAH-nya.
Sisa-sisa bangsa Israel yang disebut orang "Yahudi" itulah yang menjaga kemurnian dan menyembah TUHAN ALLAH. Mereka bersama-sama dengan orang-orang dari bangsa lain selain bangsa Israel menyembah YESUS KRISTUS sebagai TUHAN ALLAH-nya karena mereka mengenal dan mengasihi Dia, mereka-lah yang kemudian disebut "KRISTEN". Kehidupan para KRISTEN tersebut sangat jauh berbeda dari orang-orang yang menyebut dirinya "Orang Yahudi".
Sebagian besar "Orang Yahudi" kemudian membentuk suatu "agama kebangsaan" yang sangat superior dengan jumlah penganut mayoritas, dan agama itu sangat mengikat penganut-penganutnya dengan hukum - hukum agama, aturan-aturan, ajaran-ajaran serta tafsiran-tafsiran yang dibuat oleh Imam-imam, Guru-guru agama dan Ahli-ahli kitab. Itulah sebabnya, mereka telah menyimpang dan tidak memahami isi firman TUHAN ALLAH secara baik dan benar seperti yang telah disampaikan kepada nabi-nabi Ibrani sebelumnya. Di abad Masehi, sebutan "Orang Yahudi" lebih ditujukan kepada mereka-mereka yang menganut agama Yahudi.
Penganut agama Yahudi, pada masa itu lebih cenderung memiliki ciri dan karakter yang jahat, merasa paling benar, sombong, iri hati, suka cemburu, rela melakukan segala sesuatu demi mencapai tujuan agamanya, pandai "berpolitik kotor", melakukan penghasutan, fitnah bahkan melakukan pembunuhan secara "licin" maupun frontal terhadap orang-orang yang menentang aturan dan hukum agama yang telah dibuat oleh Mahkamah Agama Yahudi.
Dengan demikian, ciri dan karakter hidup "Orang Yahudi" sangat ditentang oleh YESUS KRISTUS, yang sebelumnya telah memberikan hukum Taurat kepada leluhur Israel, bahkan mereka membunuh-Nya.
Penganut agama Yahudi yang berasal dari keturunan asli Israel yang menyebut dirinya "Orang Yahudi", maupun orang-orang luar yang "keyahudi-yahudian" tersebut merasa sangat "superior" sebagai penganut Agama Allah, padahal mereka telah dibutakan dan melakukan apa yang jahat dimata TUHAN ALLAH. Mereka merasa dengan melakukan tradisi dan adat istiadat turun temurun serta hukum, ajaran dan aturan agamanya akan membuat mereka dibenarkan, walaupun mereka tidak hidup menurut hukum dan perintah TUHAN ALLAH. Sehingga, gelar sebutan "Orang Yahudi" dalam konteks "INJIL KRISTEN" ditujukan kepada :
1. Seluruh penganut agama Yahudi baik dari keturunan bangsa Israel maupun "blasteran" Israel ;
2. Orang-orang yang berasal dari bangsa lain di luar Israel yang menjadi penganut agama Yahudi dan gaya hidupnya "keyahudi-yahudian".
------------------------------------
Dalam penjelasan diatas, terlihat sangat jelas, bahwa terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara : orang "Yahudi" dan " Orang Yahudi ".
Orang "Yahudi" sebagai sisa-sisa bangsa Israel kemudian disebut "KRISTEN". Sisa-sisa bangsa Israel tersebut adalah pengikut KRISTUS yang menyembah YESUS KRISTUS sebagai TUHAN ALLAH. Mereka menganggap bahwa tradisi, aturan, hukum dan adat istiadat seperti yang diwajibkan oleh agama Yahudi tidak akan menyelamatkan manusia, tetapi hanya dengan pengenalan kasih dan pengorbanan YESUS KRISTUS adalah kunci bagi umat manusia untuk terlepas dari Dosa dan Maut, serta beroleh "Keselamatan" atau Hidup Kekal.
Berbeda halnya dengan "Orang Yahudi", mereka tetap mempertahankan prinsip pokok tentang aturan - aturan, hukum-hukum, ajaran-ajaran agama Yahudi, termasuk salah satu yang sangat ditekankan, yaitu 'SUNAT JASMANI" / "Pemotongan Kulit Khatan" bagi kaum laki-laki. Aturan ini sebagai salah satu "SYARAT MUTLAK" menjadi penganut agama "Allah", dan anggapan mereka, bahwa "Sunat Jasmani" membuat mereka akan terhindar dari HUKUMAN KEKAL di Neraka. Namun, hal utama yang membedakan "Orang Yahudi" dari orang "Yahudi" adalah "Orang Yahudi" menolak untuk menyembah YESUS KRISTUS sebagai TUHAN ALLAH Sang Pencipta Semesta Alam.
Kehidupan "Orang Yahudi" sangat bertentangan dan berbeda jauh dengan kehidupan, ciri khas dan karakter bahkan dasar keyakinan orang "Yahudi" yang kemudian disebut "KRISTEN".
Penyembahan yang benar kepada TUHAN ALLAH bagi KRISTEN adalah dalam roh dan kebenaran didalam nama YESUS KRISTUS, sehingga secara fisik, KRISTEN tidak membutuhkan adanya arah "qiblat" ketika ingin menyembah TUHAN ALLAH-nya, sebab TUHAN ALLAH berada di Sorga, tidak terikat pada ruang, tempat dan waktu, bahkan alam semesta ini tidak mampu untuk menampung-Nya, sehingga untuk menyembah-Nya hanya dalam "roh dan kebenaran". Hal ini berbeda dari iman "Orang Yahudi" yakni dengan aturan agama Yahudi-nya, dimana arah qiblat penyembahan "wajib" diarahkan ke kota Yerusalem (di negara Israel), dan dalam keyakinan mereka, dan dengan berdoa di reruntuhan tembok Yerusalem, maka doanya akan dijawab oleh TUHAN.
Situasi Ibadah "Orang Yahudi" di Tembok Yerusalem |
Fenomena lainnya justru lebih berbahaya, sangat "menakutkan" dan telah menciptakan penyelewengan lanjutan serta penghujatan kepada TUHAN ALLAH adalah orang-orang di luar bangsa Israel yang menyebut diri mereka sebagai penganut agama Yahudi atau disebut "Orang Yahudi" dengan hidup bercirikan budaya "keyahudi-yahudian"nya. Orang-orang inilah yang mengagungkan diri sebagai penganut agama "Allah", namun lebih "ganas" dari kelakuan penganut agama Yahudi yang notabene berasal dari keturunan asli bangsa Israel.
Dari kesemua penjelasan yang telah dipaparkan terkait perbedaan "Orang Yahudi" dan orang "Yahudi" menurut pandangan KRISTEN, maka isi pidato politik Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarno Putri di HUT ke 44 PDIP tersebut, telah mengutip perkataan Bung Karno :
Dari kesemua penjelasan yang telah dipaparkan terkait perbedaan "Orang Yahudi" dan orang "Yahudi" menurut pandangan KRISTEN, maka isi pidato politik Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarno Putri di HUT ke 44 PDIP tersebut, telah mengutip perkataan Bung Karno :
..... , kalau jadi KRISTEN jangan jadi " Orang Yahudi "
adalah BENAR. Menurut KRISTEN, pernyataan pendiri bangsa Indonesia Ir. Soekarno yang dikutip dalam pidato politik ibu Megawati Soekarno Putri tersebut, telah menunjukkan konsep yang benar dan tegas tentang NASIONALISME INDONESIA dan telah sesuai dengan pandangan KRISTEN.
Sebab iman KRISTEN sangat jauh berbeda dari "Orang Yahudi", sekte NASRANI, bahkan bidat lainnya termasuk agama turunan dari "agama Yahudi", baik substansi dasar iman kepada TUHAN ALLAH, konsep keselamatan, kasihnya, ciri khas, karakter, sikap hati dan cara pandang tentang NASIONALISME Dalam "RUMAH KEBANGSAAN INDONESIA RAYA".
Inilah petunjuk tentang NASIONALISME yang seharusnya menjadi pegangan bagi bangsa Indonesia dalam menempatkan konsep "agama" dalam koridor NKRI, serta menepis berbagai "tafsiran salah" yang ingin mengaburkan PANCASILA dan "Bhinneka Tunggal Ika" dalam jiwa dan tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Selesai.-
Selesai.-
---------------------------------
Catatan Penting :
"Orang Yahudi" berbeda dari orang "Yahudi".
"KRISTEN" berbeda dari "Orang Yahudi" dengan agama Yahudi-nya, NASRANI dan agama turunan Yahudi lainnya.
Sumber Informasi terkait Pidato Politik Ibu Megawati Dalam HUT PDIP Ke - 44, Tanggal 10 Januari 2017 diperoleh dari : http://news.liputan6.com/read/2822838/ pidato-lengkap-megawati-soekarnoputri-dalam-hut-pdip
Putra dari ufuk Timur.-